Sing Eling, Semua titipan Allah



“Biar kita kehilangan sesuatu karena Allah, asal kita tidak kehilangan Allah karena sesuatu”.

Itulah kalimat bijak dan penuh hikmah. Penuh makna dan bisa menjadi renungan kita. Momentum buat kita introspeksi diri. Agar kita senantias berdoa untuk yang terbaik, berpikir lebih positif dari hari ini. Lalu, pasrah sambil tetap istiqomah di jalan Allah SWT. Karena apalagi yang bisa kita perbuat, selain ikhtiar dan berserah kepada-Nya. Anda, saya, kita dan yang ada di sekitar kita, HANYA titipan Allah …

Cobaan dan ujian bisa datang kapan saja, tanpa kita minta tanpa bisa ditolak.
Musibah bisa silih berganti datangnya, apalagi kalau bukan untuk menguatkan kita.
Senang dan bahagia, bisa datang untuk menghibur kita karena tidak ada duka yang abadi.

Apa artinya untuk kita?

Artinya, di dunia ini memang tidak ada yang abadi. Hanya Allah SWT yang abadi. Semuanya titipan Allah. Segala yang kita miliki terlalu mudah untuk lepas dari genggaman. Cepat atau lambat, orang-orang yang kita cintai, harta kekayaan dan segala yang kita miliki pasti akan berkurang atau hilang.

Tak pernah kita sangka, tiba-tiba salah satu anggota keluarga yang kita cintai atau teman kita meninggal dunia. Apalagi pangkat dan jabatan yang kita sandang, terlalu mudah untuk hilang. Itulah misteri hidup dan dapat menimpa siapa saja.

Semuanya hanya titipan Allah. Orang tua kita, teman teman kita,  begitu pula harta, pangkat dan jabatan sekaligus. Sekadar titipan dan amanah untuk kita. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Semuanya titipan Allah. Tinggal kita mau merenunginya atau tidak ?

Ya hanya titipan Allah. Seperti filosopi sehari-hari dialami tukang parkir.
Di lahan parkir, berbagai merek mobil atau motor datang menghampirinya. Dari yang mahal hingga yang murah. Dari yang masih mulus sampai yang sudah penyok. Sesaat saja, tukang parkir bisa menguasai puluhan atau ratusan kendaraan. Ingat, untuk beberapa saat saja.

Setelah itu, ketika sore tiba, ketika malam datang. Semua kendaraan pergi dan diambil kembali oleh pemiliknya. Si tukang parker tak punya apa-apa, sendiri lagi. Sepi tiada yang dipunya. Karena semua hanya “titipan” semata.

Tapi hebatnya, si tukang parkir tak pernah mengeluh. Tugasnya menjaa saat dia punya, dan membiarkkan yang dijaganya pergi. Karena semua hanya titipan. Si tukang parkir tak pernah berat hati saat kendaraan-kendaraan itu diambil kembali oleh pemiliknya. Dia tidak pernah menolak. Atau protes sekalipun kepada sang pemilik. Karena si tukang parkir sadar. Ia mengerti, semua kendaraan itu hanya titipan. Sekali lagi, hanyalah titipan !

Dulu, saat kita lahir, tidak sehelai benangpun kita bawa. Kita memang bukan siapa-siapa. Tak mampu melakukan apapun selain menangis. Mengucurkan air mata :-( 

Lalu, Allah menitipkan rezeki-Nya kepada kita. Melalui air susu Ibu, energi kita tercukupi dan bisa bertahan hidup. Allah berikan pakaian, selimut, minyak kayu putih, air, dan sebagainya Alhamdulillah. Kebutuhan kita menjadi terpenuhi, hingga akhirnya, kita bisa sebesar ini, sebesar ini semampu sekarang. Tidak lain, itu semua karena kemurahan Allah, Subhanallah Walhamdulillah Walaailahaillalah huallahuakbar.

Sudah cukupkah?
Belum loh. Allah masih karuniakan kita lagi berbagai perhiasan dunia. Kita diberi pasangan dan anak-anak nantinya. Harta yang cukup atau mungkin melimpah. Kita dititipkan pangkat, jabatan, juga nama baik di mata manusia lainnya. Sekali lagi, itu semua berkat kemurahan Allah.

Sekali lagi, kita makin sadar setiap apa yang kita miliki adalah titipan Allah. Sepatutnya sebagai pihak yang dititipi kita harus menjaga titipan dengan amanah. Walau kita tahu, tidak sedikit manusia yang menyia-nyiakan titipan Allah. Karena masih ada orang tua yang menelantarkan anaknya. Masih ada orang kaya yang bersuka ria dalam kemaksiatan. Masih banyak dari kita yang berfoya-foya dalam kecukupannya 



Asal kita eling saja ya :-)
Sungguh, semua yang kita miliki adalah titipan Allah. Pasangan hidup adalah titipan, bimbinglah di jalan Allah. Harta juga titipan, gunakanlah untuk kebaikan di jalan Allah. Pangkat atau jabatan adalah titipan, embanlah dengan amanah dan karena Allah, jujur dan bertanggung jawab. Agar semuanya menjadi nili ibadah kita.

Semua yang kita miliki adalah titipan Allah. Tak perlu tinggi hati. Tak perlu sombong. Pasangan yang berparas indah dan klop di hati, rumah yang megah, pangkat atau jabatan tinggi, harta kekayaan yang berlimpah. SEMUA ITU HANYALAH TITIPAN. Semua itu amanah agar kita mampu mengelolanya untuk menggapai ridho Allah :') Amanah untuk merengkuh jalan keselamatan, bukan jalan penyesalan.

Hidup ini bisa jadi pelajaran berharga. Tentang, semua yang kita miliki adalah titipan Allah. Sehingga, jangan ada lagi ucapan dari mulut kita " Ya Allah, kenapa harus aku yang diuji ?, Mengapa Engkau tidak kabulkan doaku? " thats not true question !. Semoga kita tidak termasuk golongan yang berprasangka buruk pada ketetapan Allah. Tidak menyalahkan siapapun. Tapi tetap sabar dan istiqomah menjalani hidup Aamiin.

Hidup adalah keniscayaan terhadap sunnah Allah. Bergantinya tahun, berpindahnya satu waktu ke waktu yang lain merupakan evolusi masalah demi masalah, ujian demi ujian. Maka kita, dalam keadaan apapun, berkenan atau tidak berkenan, senang atau tidak senang, "willy nilly" kita harus tetap cinta kepada Allah. Allah adalah pemilik semesta alam, termasuk pemilik kita.

Hidup memang penuh warna-warni, Ada suka, ada duka. Ada tawa, ada tangis. Tidak satu pun manusia di dunia ini yang merasa bahagia mulu tanpa sedih, ga mungkin. Tak ada juga orang yang sedih melulu tanpa ada bahagia. Itu sudah menjadi hukum Allah. Dan setiap kita sudah punya episode atau jalan kehidupan masing-masing. Jadi, persoalan bukan terletak pada masalahnya, tapi pada sikap kita terhadap suatu masalah.

Oh iya da pepatah, bila air di gelas tumpah, biarkan pikiran dan hati tak tenggelam dalam kesedihan yang berlarut. Karena semua terjadi sesuai dengan ketetapan Allah. Kita perlu kuatkan pikiran dan hati. Agar kita lebih sabar dan selalu ikhtiar di jalan Allah. Sebagai hamba-Nya, apa yang menjadi jatah kita pasti Allah berikan. Tapi apa yang memang bukan jatah kita, Allah pasti tidak akan berikan. Meski ia nyaris menghampiri kita, mati-matian kita mengusahakannya, percayalah ia tidak akan bisa kita miliki jika memang bukan jatah kita.

Maka, setiap persoalan hidup patut kita sikapi dengan baik. Kita semua butuh pikiran, mental, dan hati yang luas. Hati yang jembar untuk mengalahkan samudera persoalan hidup di dunia. Memang, sih seolah kamuflase. Tapi kita patut merenungkannya sambil mempelajari sikap yang mungkin terlalu sering kita lupakan selama hidup. Apa aja cik ?

1. Hati yang selalu siap dalam menerima apapaun yang terjadi.
2. Tetap ikhlas jika apapaun sudah terjadi.
3. Tak perlu berptus asa, apalagi mengeluh.
4. Tetap introspeksi diri.
5. Bersandar hanya kepada Allah.


Buat saya, buat sahabat, mari tanamkan dalam hati dan pikiran kita, lalu katakan, “Semua hanya titipan Allah.” Biar kita kehilangan sesuatu karena Allah, asal kita tidak kehilangan Allah karena sesuatu. 
#YukSingElingKaAllah

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama